Sabtu, 29 Januari 2011

Hari Bahagia, Bagi Kedua Mempelai


Jakarta, BUANA POAT.
            Perkawinan adalah sunnah dan kehendak kemanusiaan, kebutuhan rohani dan jasmani. Sudah menjadi sunnatullah bahwa segala sesuatu dijadikan Tuhan berpasang-pasangan, begitupun manusia dijadikan Tuhan dari dua jenis laki-laki dan perempuan.
Untuk mengikat kedua jenis laki-laki dan perempuan dalam suatu ikatan yang syah, maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan keutamaan. Perkawinan disyari'atkan supaya manusia mempunyai keturunan dan keluarga yang syah menuju kehidupan bahagia dunia dan akhirat dibawah naungan cinta kasih dan ridha Ilahi. baca selengkapnya
           Adapun dasar-dasar perkawinan ialah persetujuan keluarga kedua belah pihak, serta kebulatan tekad kedua calon mempelai untuk hidup bersama, membina rumah tangga bahagia, hidup rukun damai, harmonis dan ideal, memikul tanggung jawab baik untuk mereka berdua maupun untuk keturunan mereka sebagai tunas-tunas muda amanat Allah yang harus dipelihara.
          Maka masalah akad nikah merupakan peristiwa yang sangat penting dan tak terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang, sebagai peletakan batu pertama dalam membina rumah tangga bahagia dihiasi kemurnian niat dan kesucian diri, bersendikan keridhhaan Allah dan limpahan rahmat-Nya.
Ketahuilah bahwa untuk membina rumah tangga bahagia, kedua pihak harus menjunjung tinggi hak dan kewajiban masing-masing, saling hormat-menghormati, sopan-santun, saling bantu-membantu, lapang dada, nasehat-menasehati, dapat memberi dan menerima dan tidak mau menang sendiri, akan tetapi penuh pengertian dan cinta kasih dipayungi ridha Tuhan Yang Maha Pengasih. (Bamb/BP)

Sungkeman kepada Orangtua



Jakarta, BUANA POST.
       Sungkeman kepada kedua orangtua, baik pada waktu merayakan Idhul Fitri, Idhul Adha maupun pada upacara hari pernikahan dan sudah menjadi tradisi turun-temurun warga masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, adat istiadat dan agama untuk melaksanakannya.
Belum lama ini acara pernikahan putri tunggal Pemimpin Redaksi tabloid BUANA SISWA RA. Nova Setianie, S.Gz dengan Teuku Afrizal Syahputra, SE.
         Pagi hari acara siraman yang dilaksanakan dirumah kediaman pribadi bapak R. Bambang Setiawan, SA di kawasan Kelapa Gading Jakarta dengan disaksikan keluarga dari kedua belah pihak (Keluarga Teuku Afrizal Syahputra, SE dan keluarga RA. Nova Setianie, S.Gz-red). Akad nikah dilaksanakan di lantai dua Mesjid Baitturahman MPR/DPR-RI Senayan, Jakarta Pusat dengan saksi pernikahan bapak DR. H. Amsani Idris Kabid SMP/SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Usai mengucap di acara akad nikah dilanjutkan dengan acara sungkeman kepada kedua orangtua, nampak kedua mempelai rasa haru, khusuk dan isak tangis pada saat sungkem dihadapan orangtua. RA. Nova Setianie, S.Gz putri tunggal buah perkawinan bapak R. Bambang Setiawan, SA dengan ibu Cut Nila Hayati. Teuku Afrizal Syahputra, SE buah perkawinan bapak T> Hasan Basri (Alm) dengan ibu Ainun Mardiah.(Bamb/BP)

RA. Nova Setianie Alumni SMAN 24 Jakarta


Jakarta, BUANA POST
         RA. Nova Setianie, S.Gz putri tunggal Pemimpin Redaksi tabloid BUANA SISWA adalah alumni SMA Negeri 24 Jakarta angkatan tahun 2002/2003 kepala sekolahnya pada waktu itu bapak Drs. H. Ratiyono,MM (kini Kasudin Dikmen Jakarta Pusat-red) dan pernah duduk di SMA Negeri 101 Jakarta semester satu, waktu itu kepala sekolahnya ibu Dra. HJ. Nur Hidayati (kini Kepala SMA Negeri 50 Jakarta dan sebelumnya kepala sekolah di SMAN 27 Jakarta-red), dan gelar Sarjana S-1 diperoleh dari Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Jakarta Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat program Gizi angkatan tahun 2007/2008.
           Tidak lama usai menyelesaikan kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka Jakarta. Bulan Desember 2008 Nova Setianie bersama ribuan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil-red) di NAD (Nanggroe Aceh Darussalam-red) mengikuti test seleksi penerimaan pegawai, Alhamdulillah, Nova lolos seleksi dan kini bertugas pada bagian instalasi gizi di salah satu rumah sakit umum Pemerintah Kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam. (Bamb/BP)

Siswa SMAN 110 Jakarta Tampil di Gedung Serbaguna Mesjid Baitturahman MPR/DPR-RI


Jakarta, BUANA POST
         Siswa/siswi SMA Negeri 110 Jakarta belum lama ini tampil di acara pesta pernikahan putri tunggal Pemimpin Redaksi tabloid BUANA SISWA yang digelar di gedung serbaguna Mesjid Baitturahman MPR/DPR-RI Senayan Jakarta Pusat (06/08), menampilkan sebuah tarian persembahan upacara Adat Mapag Penganten.
          Menurut keterangan ibu Dra. HJ. Een Heraina, MM Kepala SMA Negeri 110 Jakarta kepada BUANA POST mengatakan bahwa tari persembahan upacara adalah seni tari yang berasal dari Jawa Barat, khusus sebagai tarian persembahan pada setiap upacara menyambut pejabat maupun upacara pernikahan. "Tari persembahan ini tampil disetiap upacara untuk menyambut tamu agung, menyambut pejabat dan menyambut pengantin seperti sekarang ini tari persembahan upacara adat mapag penganten." ujar ibu Dra. HJ. Een Heraina, MM Kepala SMA Negeri 110 Jakarta kepada Nila Lubis dari BUANA POST disela-sela acara pesta pernikahan.
         Penampilan siswa/siswi SMA Negeri 110 Jakarta membawakan sebuah tarian persembahan upacara adat mapag penganten bersama Lengser-nya di pesta pernikahan ini, mendapat perhatian serius dari para undangan yang hadir. Terbukti dengan tepuk tangan, acungan jempol dan ucapan selamat langsung kepada ibu Dra. HJ. Een Heraina usai melantunkan sebuah lagu sunda dan perlu diketahui Pimpinan Sanggar rias pengantin Rizki Kusuma Jakarta mengajak kerja-sama dengan SMAN 110 Jakarta setelah melihat penampilan siswa/siswinya tampil begitu bagus dan indah tari persembahan upacara adat mapag penganten bersama Lengser. Tim seni tari upacara adat mapag penganten terdiri dari Siti Khatu Naisa (XII IPB), Mulyadi (X-1), Adi Nugroho (X-1), Titiek F (XI IPS), Loanna IMU (X-1), A. Faisal (XI IPS-4), Putra Mangaraja (XI IPS-4), Adi Yoga Perdana (XI IPS-4), Rindu Rachmad (XII IPB), Henny Andini (X-7) dan Wiwid (XII IPB)Selamat dan sukses atas penampilannya di gedung serbaguna Mesjid Baitturahman MPR/DPR-RI Senayan Jakarta Pusat. (Nila Lubis/BP)